Ada Bukti Malaysia Babat Hutan Kita
Menteri Negara Lingkungan Hidup (Meneg LH) Gusti Mohammad Hatta mencurigai, salah satu perusahaan Malaysia melakukan perambahan hutan di perbatasan Kalimantan Barat dengan negeri Jiran tersebut.Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil inspeksi dan pemantauan udara yang dilakukannya sekitar tiga bulan lalu. Mantan Pembantu Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin ini tercengang ketika melihat jalan yang berkelok-kelok di tengah hutan yang berstatus hutan lindung tersebut.
"Kami juga heran, kenapa hutan lindung, kok, ada aktivitas penebangan. Informasi yang kami peroleh, penebangan itu dilakukan perusahaan Malaysia," katanya usai menjadi keynote speaker sosialisasi UU No 32 Tahun 2009 di Hotel Arum Kalimantan, Rabu (25/8/2010).
Sayangnya, dia tidak mau menyebut perusahaan yang membabat hutan kita itu. Soalnya, data detail tentang perusahaan tersebut sedang diburu jajaran Kementrian Kehutanan.
Bahkan, Hatta juga menduga kerusakan hutan di beberapa daerah perbatasan khususnya di wilayah Kaltim dan Kalbar tersebut, dilakukan perusahaan asing dari negara tetangga.
Disinggung adanya keterlibatan oknum aparat di wilayah perbatasan, Hatta menjawabnya diplomatis. Menurutnya, jika tidak ada izin masuk dari petugas, perusahaan tersebut tidak bisa masuk ke wilayah tersebut.
"Logikanya, mana mungkin perusahaan asing bisa masuk kalau tidak ada izin dari petugas," cetusnya.
Sementara itu, Deputi V bidang penataan Kemeneg LH, Ilyas Asad menambahkan, perambahan hutan di Kalbar dan beberapa daerah perbatasan dilakukan perusahaan berskala besar.
Karena, jalan yang dibuat di dalam hutan tersebut jaraknya sangat jauh. Sehingga, tidak mungkin jalur tersebut dibuat dengan alat manual yang dimiliki masyarakat sekitar.
Selain itu, lanjut dia, pohon yang dilakukan penebangan jumlahnya juga banyak. Hal itu semakin menguatkan, perambahan hutan tersebut dilakukan perusahaan berskala besar.
"Kalau masyarakat sekitar paling menebangnya tiga pohon saja, dan tidak mungkin membuat jalan yang cukup bagus di tengah hutan," paparnya.
Sumber: Kompas - Kamis, 26 Agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar